Kencang

Berisi tips membuat motor kencang

Selasa, 10 April 2012

Cara menghitung durasi camshaft/kem lewat cam gear





Masih banyak mekanik yang malas belajar hitung derajat durasi
as klep pada korek mesin 4-tak. Umumnya hanya pahami perubahan hitungan buka-tutup klep pada mata sproket keteng atau gigi sentrik


Kerugiannya, hitungan itu sulit dipahami ukurannya. Terutama untuk kepentingan riset lanjut ke bagian lain, seperti knalpot atau pengapian. Juga dianggap kurang presisi lantaran mata gir ukurannya
besar.

Otomatis, riset akan berjalan serba meraba. Makanya, lebih bagus jika ada hitungan derajat yang mudah dimengerti banyak orang,

Maksudnya, hitungan derajat itu memudahkan patokan riset bagian lain dengan mudah. Misal, mau pasang kurva pengapian X karena butuh untuk durasi yang relatif panjang Y derajat. Beda dengan kalau patokannya buka di X mata setelah TMA dan nutup Y mata sebelum TMA, Gimana coba? Pusing kan?

Nah,cara sederhana hitung derajat dengan membaca buka-tutup di gigi sentrik. Meski enggak presisi benar, tapi paling tidak kita bisa pahami dan ambil patokan dalam riset

Caranya mudah. Pertama, Bagi dulu 360 derajat dengan jumlah mata pada gigi sentrik. Maka akan ketemu patokan nilai setiap mata gigi itu berapa derajat

Coba kita simulasikan di Honda Supra. Jumlah mata gigi sproket keteng ada 28 mata. Maka 360/28=12,85. Dibulatin jadi 13 derajat.

Sebelum lanjut, sepakati dulu yang akan dihitung adalah durasi putaran kem. Beda dengan hitung durasi putaran poros engkol atau crank-saft. Karena, dua kali putaran poros engkol sama dengan satu kali putaran kem,

Memakai asumsi tadi, maka ketika kita coba bagi lingkaran gigi sentrik itu jadi empat quadran. Masing-masing kuadaran I, II, III, IV, maka 180 derajat dari posisi TMA akan ketemu TMA lagi. Demikian pula dengan posisi TMB.

Perlu disepakati pula cara hitung dari titik quadran itu. Biar mudah, klep out dihitung giginya di posisi setelah TMA. Baik buka maupun tutupnya

Sehingga, untuk klep in dihitung giginya sebelum TMA atau sesudah TMB, dan nutup sebelum TMA atau sebelum TMB.

Misal, klep buang membuka 3 mata setelah TMA, artinya 3
x13 = 39 derajat setelah TMA. Atau 51 derajat sebelum TMB Kalau nutup 2 mata setelah TMA, maka bisa dihitung 2x13=26 derajat setelah TMA.

Berarti, durasinya kem buang (90-39) + 90 + 26 = 167 derajat. Kalau model
as klep nya kembar in dan out-nya, maka durasi total gabungan kem adalah 2 x 167 = 334 derajat. Begitu pula dengan durasi poros engkol yaitu 334 derajat.

Kalau hitungannya dari klep in, maka cara hitungannya adalah derajat bukaan sebelum TMA + 90 + gigi nutup. Misal, buka 4 mata sebelum TMA dan nutup 2 mata sebelum TMA, maka (4
x13) + 90 + (2x13)= 52+90+26= 168 derajat.

Toleransi penggunaan mata gigi melesetnya lumayan jauh. Dibanding penggunaan derajat berkisar antara 1-5 derajat. Enggak bisa pastikan pas banget berada di posisi 1 mata, 0,5 mata atau 0,25 mata persis dan presisi mungkin.

Satu lagi, agar mudah, penghitungan dimulai dengan patokan kerenggangan klep 0, serta dihitung sejak 0,1 mm klep ngangkat. Jadi enggak menyulitkan dan enggak berbeda-beda ambil patokannya

Tetap jayaaa dan Semangat!!!!!!!!

Kamis, 05 April 2012

cara mengatasi super kips macet pada kawasaki ninja

Gigi-gigi super kips
Banyak Kejadian Katup Super KIPS di Kawasaki Ninja generasi Euro 2 bisa macet. Kalo udah macet, akselerasi dan top-speed langsung drop. “Macet karena tumpukan kerak sisa gas buang. Jadi gerak putarnya terhambat. Tapi, nggak perlu diganti. Cukup dibersihin kayak servis kepala silinder,” bilang Freddyanto Basuki, bos divisi servis PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Sejatinya katup Super KIPS buat nambah power. Ia membuka setelah mesin berkitir sampai 7.000 rpm. Di rpm bawah, akselerasi motor bagus karena katup Super KIPS nutup. Sehingga bukaan lubang eksos gak besar. Dan, di rpm atas top speed-nya laju. Sebab katup KIPS membuka liang eksos tambahan. Alhasil, gas buang lebih lancar dan cepat.

“Super KIPS juga guna memenuhi standar emisi gas buang Euro 2 Makanya, jika Super KIPS macet, semua tujuannya gak jalan,” jelas Freddy, sapaan Freddyanto Basuki. Dia juga kasih cara gampang jika Super KIPS macet.
Buka aja karet penutup Super KIPS di depan cylinder-head. Mengeceknya, buka gas ampe 7.000 rpm. Jika gigi-gigi Super KIPS tak bergerak, tandanya komponen ini macet. “Mestinya di rpm 6.000 gigi-gigi Super KIPS mulai gerak dan membuka penuh setelah 7.000 rpm,” jelas Freddy lagi.

Kalo udah ketauan macet, buruan betulin. Bisa dikerjain sendiri, kok. Siapin obeng plus, kunci ring 10 dan 8 serta kunci L 5. Mulai dengan buka fairing samping pake obeng plus. Berikutnya, copot karet pelindung Super KIPS.


Batang pemutar Katup SKIPS

Lalu lepas batang pemutar katup Super KIPS. Pakai kunci ring 10 . Awas, buka murnya beda dengan baut umumnya. Bukanya putar ke kanan. Sebaliknya, ngencengin putar ke kiri. Sebelum melepas batang pemutar, perhatikan bagian atasnya, ada titik. Saat dipasang nanti, titik ini kudu ada di tengah 2 titik yang ada di gigi ketup Super KIPS


Lanjut copot rumah Super KIPS. Lepas kedua baut pengunci dengan kunci ring 8 . Membukanya normal, putar ke kiri. Kini katup Super KIPS keliatan. Sebelum melepasnya, perhatikan gigi-gigi kedua katup. Ada 1 titik di tiap gigi. ketika memasang nanti, kedua titik harus ketemu.


Baut Pengunci

Kalo udah jelas, lepas dua baut pengunci katup pake kunci L 5. Mencabut katup harus dibantu mencungkilnya dengan obeng min. Posisi nyongkelnya pilih yang tidak ngerusak permukaan kepala silinder.


Setalah berhasil di cabut.. bersihkan bagian yang dilapisi teflon warna orange.. Jika ada cairan carburator cleaner bisa disemprotkan dulu agar kerak melunak. Kalo nggak ada, kikis aja dengan ampelas halus ukuran 1.000 agar tidak mengikis besi katup.

Setelah Beres. Silakan pasang kembaliin lagi ke posisi semula.
Ninja anda pun siap ngacir kembali......


Fungsi Super Kips pada Ninja

Apa yang anda ketahui tentang super kips pada motor kawasaki ninja R?mulai tahumn awal 2007 kawasaki ninja R mengadopsi sistem kips pada blok untuk pembuangannya.Untuk lebih jelasnya lihat keterangan di bawah ini :


Bentuk baru posisi gas buang

Sebuah innovasi yang jalankan untuk desain mesin dua Langkah(2TAK) demi menghasilkan sepeda motor yang ramah gas buang emisinya,Superkips jelas nyata mengurangi polusi udara dan menambah aspek kecepatan adalah dengan mengembangkan desain dari saluran buangnya(EX). Tiap-tiap merk produksi menghasilkan model-model yang mereka unggulkan. Banyak yang kita kenal,Antara lain yang ada pada Merk Honda dikenal adanya ATAC. Yamaha dengan YPVS-nya dan Kawasaki dengan KIPS(super kips)

KIPS (Kawasaki Integrated Powervalve system)

Super Kips adalah suatu system pemanfaatan katup yang mengatur penutupan dan pembukaan sebagian dari lubang pembuangan, agar pembuangan gas dari sisa pembakaran pada saat RPM tinggi dapat berlangsung lebih sempurna (katup membuka), sebaliknya juga pada RPM rendah akan menghindarkan terbuangnya campuran bensin-udara yang baru masuk ke ruang bakar dari karter (katup menutup). Katup ini akan berfungsi membuka pada saat RPM diatas 7000 hingga 8500. 0-7000 rpm : Katup KIPS tertutup 7000-8500 rpm : Katup KIPS terbuka


Rabu, 04 April 2012

CDI

Banyak yang salah kaprah saling tukar CDI. Repot urusannya, kalo salah beli gak bisa ke pake, apalagi sekarang jamannya CDI digital, Program Tiap motor berbeda, jika dipaksakan mesin akan mberebet dan tenaga loyo.Boleh saja saling tukar CDI asal memenuhi 4 syarat :
1. Panjang Pulser Sama
Panjang sensor pulser (pick-up koil) harus sama. Tiap tipe motor berbeda, ada yang panjang ada yang pendek. Untuk motor jaman dahulu biasanya lebih pendek. Untuk Suzuki Shogun 14mm dan Honda Supra hanya 12mm. Ini karena motor dahulu pabrikan menganut CDI Analog. Kurvanya tidak bisa di program.
Beda dengan motor sekarang. Lihat Honda Karisma 38 mm dan Yamaha Jupiter-Z 57,5 mm. pick-up koil panjang. sebab sudah digital. Kalau dipasangi CDI Programable kurva pengapian bisa macam-macam.
2. Kurva Tidak Beda
Syarat kedua harus tahu derajat pengapian. untuk semua tipe motor, timing pengapian tiap tingkat putaran berbeda, walau terkadang ada yang sama.
Lihat Yamaha Jupiter-Z, pada rpm 1.500 sampai 2500 busi meletik 15 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). Dari 2.500 - 3.500 timing pengapian 32 derajat sebelu TMA. selanjutnya sampai 8.000 rmp masih 32 derajat. Lebih dari itu menjadi ngedrop sampai 30 derajat sebelum TMA.
Sebagai Bahan Pebandingan, coba lihat Honda Karisma. Dari rpm 1.500 sampai 2.500 timmingnya 15 derajat sebelum TMA. Dari 2.500 - 3.000, 27 derajat sebelum TMA. Terus sampai lebih darui 8.000 timing konstan.
Nah bisa dilihat timing pengapian Shogun dan Kharisma berbeda untuk tiap tingkat putaran, kalau dipaksakan saling tukaran pasti hasilnya gak bagus.

3. Tahu Kelistrikan

Hal yang paling gampang dan wajib tentu tahu kelistrikan. Apalagi beberapa CDI kaki-kaki soketnya berbeda, ada yang enam ada yang lima. Tiap kaki harus tahu arahnya kemana. ke koil, aki dan pulser harus hafal betul. Kalau tidak ngerti kaki-kaki CDI, jangan dipaksakan, kalau asal tukar bisa jebol atau kebakar.

4. Kompresi, Timing, Kem

Untuk yang senang korek mesin, bila rasio kompresi mesin sudah naik, timing pengapian perlu diubah. maksudnya agar gas bakar dalam silinder tidak dibakar panas kompresi. Makanya waktu pengapian harus dimajukan, biasanya sekitar 2 derajat.
Juga buka-tutup klep yang berubah akibat kem di korek, berdampak pengapian perlu diseting, biasanya mekanik bikin klep ngebuka lebih lama dan menutup lebih cepat. ini menyebabkan timing pengapian juga beda, bisa bergerak maju atau mundur.

















 



Arti Warna Kabel Kelistrikan Sepeda Motor

Warna kabel tiap merek motor berbeda-beda. Pada dasarnya warna kabel itu hanya mewakili muatan positif(+) dan negatif (-).
Berikut penjelasannya arti warna kabel kelistrikan sepeda motor :

1. HONDA
Hijau : (-) masa, berlaku untuk semua negatif
Merah : (+) aki
Hitam : (+) kunci kontak
Putih : (+) alternator pengisian
(+) lampu dekat
Kuning : (+) arus beban ke saklar lampu
Biru : (+) lampu jauh
Abu-abu : (+) flasher
Biru Laut : (+) sein/reting kanan
Oranye : (+) sein/reting kiri
Coklat : (+) lampu kota
Hitam-Merah : (+) spul CDI
Hitam-Putih : (+) kunci kontsk
Hitam-Kuning: (+) koil
Biru-Kuning : (+) pulser CDI
Hijau-Kuning: (+) lampu rem

2. YAMAHA
Hitam : (-) masa, berlaku untuk semua negatif
Hijau : (+) arus beban penerangan
Merah : (+) arus positif dari aki
Kuning : (+) lampu jauh
Coklat : (+) sein/reting kiri
Hijau : (+) arus beban (penerangan, dll)
Putih-Merah : (+) pulser CDI
Hijau-Hitam : (+) rem

3. SUZUKI
Hitam-Putih : (-) masa, berlaku untuk semua negatif
Putih-Merah : (+) pengisian dari magnet
Putih-Biru : (+) koil ke CDI
Putih-Hitam : (+) lampu rem
Kuning-Putih: (+) penerangan/lampu
Biru-Kuning : (+) pulser ke CDI
Merah : (+) aki
Oranye : (+) kunci kontak
Abu-abu : (+) lampu belakang
Hijau Muda : (+) Sein/reting kanan
Hitam : (+) sein/reting kiri

4. KAWASAKI
Hitam-Kuning: (-) masa, berlaku untuk semua negatif
Putih-Merah : (+) aki
Merah-Hitam : (+) lampu jauh
Merah-Kuning: (+) lampu dekat
Abu-abu : (+) Sein/reting kanan
Hijau : (+) sein/reting kiri
Biru : (+) lampu rem
Merah : (+) lampu belakang
Coklat : (+) klakson








Perhitungan porting dalam memodifikasi blok 2 tak


Perhitungan porting dalam memodifikasi blok 2 tak 


Ada beberapa teknik tune up mesin 2 tak, yang paling lazim adalah memporting ulang design port.
Memporting ulang itu juga banyak halnya diantaranya adalah:
1 Merubah tinggi port
2 Mengarahkan kembali jendela port
3 Menghaluskan saluran2 port
4 Memperbesar ukuran port
Tentunya point2 tersebut diatas harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar hasilnya maksimal.

Kali ini kita hanya akan membahas mengenai merubah tinggi port

Merubah tinggi port berarti durasi buka & tutup port pun akan berubah. Menentukan angka dari tinggi port ini tentunya harus menggunakan hitungan2 tertentu.
Jika seorang mekanik pernah melakukan perubahan tinggi port pada sebuah silinder blok dan ternyata hasilnya baik ini bisa menjadi acuan untuk mekanik lainnya jika ingin melakukan rubahan pada blok lainnya walaupun memiliki spek yang berbeda.
Caranya adalah mengkonversi ukuran dari mm menjadi derajat putar kruk as.

Contoh :
HRC Thailand menentukan tinggi porting terbaik pada silinder blok NSR SP adalah sbg berikut :
1 Lb Bilas : 42mm
2 Lb Transfer primer & sekunder : 42mm
3 Lb Buang : 26mm
(Catatan :Deck Height NSR adalah 0 mm yang berarti Bibir piston NSR saat berada di TMA adalah sebidang dengan bibir silinder blok atau 0 mm)

Maka jika kita ingin merubah port silinder blok Yamaha RX King harus menggunakan angka berapa di tiap2 portnya jika ingin mengacu pada hitungannya HRC??

Tentunya salah jika kita langsung menggunakan angka2 diatas untuk diaplikasi di blok RX King.
Kita harus mengkonversi dahulu dengan satuan derajat, setelah didapat maka dikonversi kembali ke satuan mm dengan ditambah (Deck Height)

Lalu bagaimana mengkonversi dari mm ke derajat?
Yang pertama kita harus ketahui dulu data2 sebagai berikut :
1 Stroke NSR & stroke RX King
2 Panjang Stang piston NSR & RX King

Jika data2 tersebut sudah diketahui maka kita bisa menggambar diatas kertas sesuai data2 tersebut atau jika ingin lebih akurat bisa dengan menggunakan software Auto Cad.
Misal menentuakn derajat buka lubang buang pada blok yang ingin ditiru (Blok NSR):
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke NSR dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Buat lagi titik (Tandai dengan huruf B)pada garis vertikal tadi seukuran tinggi lb buang (pada contoh diatas adalah 26mm) Berarti jarak dari titik 0 ke titik B adalah 26mm.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher NSR (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur berapa derajat dari posisi 0 derajat kruk as terhadap titik pada point 6 tadi dengan bususr derajat.
8 Angka derajat buka lubang buang telah didapat.

Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung derajat buka lubang bilas dan transfer.
Setelah semua didapati sekarang tinggal menghitung berapa mm tinggi lubang2 tersebut pada blok rubahan (Blok RX King).

Langkah2nya adalah :
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke RX King dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Ukur dengan busur derajat angka yang didapati dari point no 8 diatas dan tandai pada lingkaran dan beri tanda B.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher Rx King (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke garis vertikal diatas lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur jarak dari titik 0mm terhadap titik yang baru didapat dari point no 6.
8 Jarak tinggi lubang buang RX King telah didapat.

Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung jarak lubang bilas dan transfer.
Setelah semua angka didapat kita harus mengetahui Deck height RX king tersebut, setalah didapat maka ukuran2 jarak port yang sudah didapat masing2 ditambah Deck height nya.

Sementara jika ingin melebarkan lubang buang maximal adalah 70% dari diameter piston
kecuali jika design lubang buangnya memiliki tiang penyangga seperti NSR SP maka bisa dibuat lebih lebar lagi.
Contoh : Diameter piston NSR adalah 59mm maka lebar lb buang maximal adalah 59x 70% = 41.3mm dibulatkan menjadi 42 mm, jika lebih dari 42mm maka khawatir ring piston bagian lb buang akan cenderung menekan berlebihan ke dinding silinder, shg silinder akan mudah aus.